Sebagai praktisi pendidikan yang sudah 10 tahun lebih mengabdi, saya tahu betul betapa pentingnya suasana kelas yang teratur untuk kelancaran proses belajar mengajar. Kelas yang berantakan, apalagi dipenuhi suara gaduh, bisa langsung menghambat konsentrasi siswa dan membuat kegiatan belajar jadi kurang efektif.
Nah, salah satu cara untuk memastikan kelas kita kondusif adalah dengan melakukan observasi secara berkala. Dan alat bantu yang ampuh untuk ini adalah Lembar Observasi Keteraturan Suasana Kelas.
Komponen Lembar Observasi Keteraturan Suasana Kelas
Pernah bingung harus ngisi apa saja di lembar observasi? Tenang, saya uraikan detailnya di sini:
1. Identitas: Biasanya ada kolom untuk menuliskan nama kelas, guru yang diobservasi, dan tanggal observasi. Ini standar, jadi tinggal diisi sesuai informasinya, ya.
2. Indikator Keteraturan: Ini bagian inti dari lembar observasi. Biasanya, indikator ini berisi poin-poin yang menggambarkan suasana kelas yang ideal.
Contohnya:
- Kebersihan dan kerapian kelas: Apakah papan tulis bersih? Apakah lantai bebas sampah?
- Kerapian meja dan kursi: Apakah meja dan kursi tertata rapi? Apakah ada buku dan alat tulis yang berserakan?
- Kesigapan siswa: Apakah siswa siap belajar tepat waktu? Apakah mereka membawa buku dan alat tulis yang dibutuhkan?
- Ketertiban selama pembelajaran: Apakah siswa fokus mendengarkan penjelasan guru? Apakah mereka aktif bertanya dan berdiskusi?
- Manajemen waktu: Apakah pembelajaran berlangsung sesuai jadwal yang ditetapkan?
Tips: Setiap sekolah mungkin memiliki indikator tersendiri. Pastikan Anda memahami dan menggunakan indikator yang berlaku di sekolah Anda.
3. Kolom Penilaian: Biasanya ada skala penilaian yang jelas, misalnya:
- Tidak Terpenuhi: Kriteria belum terpenuhi sama sekali.
- Terpenuhi Sebagian: Kriteria terpenuhi sebagian, tapi masih ada kekurangan.
- Terpenuhi Penuh: Kriteria terpenuhi dengan baik.
Notes: Gunakan skala penilaian yang konsisten dan mudah dipahami untuk menghindari kesalahpahaman saat interpretasi hasil observasi.
4. Kolom Catatan: Ini ruang untuk menuliskan hal-hal yang Anda amati di luar indikator yang ada. Misalnya, Anda bisa mencatat keramahan guru terhadap siswa, suasana diskusi yang aktif, atau hal-hal lain yang perlu menjadi perhatian.
Indikator Penting dalam Observasi Keteraturan Suasana Kelas
Berikut penjelasan lebih detail mengenai 8 Indikator dalam Praktik Pembelajaran yang dikelompokkan dalam tabel:
a. Manajemen Kelas:
1. Meningkatkan praktik manajemen kelas yang berfokus pada keteraturan suasana kelas:
Tujuan: Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan terstruktur agar pembelajaran dapat berlangsung efektif.
Contoh praktik:
Menetapkan aturan kelas yang jelas dan konsisten.
Membiasakan siswa untuk mengikuti rutinitas dan prosedur kelas.
Mengelola transisi antar kegiatan dengan baik.
Menangani gangguan di kelas dengan tepat dan efektif.
2. Meningkatkan praktik manajemen kelas yang berfokus pada penerapan disiplin positif:
Tujuan: Membangun budaya disiplin positif di kelas dengan fokus pada pengembangan karakter dan tanggung jawab siswa.
Contoh praktik:
Menggunakan pendekatan disiplin positif seperti restitusi dan konsekuensi logis.
Membangun hubungan yang positif dan saling menghormati dengan siswa.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dari kesalahan mereka.
Mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.
b. Dukungan Psikologis:
3. Meningkatkan praktik dukungan psikologis yang berfokus pada ekspektasi pada peserta didik:
Tujuan: Menyampaikan ekspektasi yang jelas dan positif kepada siswa untuk membantu mereka mencapai potensi terbaiknya.
Contoh praktik:
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur.
Memberikan umpan balik yang konstruktif dan positif.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Meyakini bahwa semua siswa dapat belajar dan berkembang.
4. Meningkatkan praktik dukungan psikologis yang berfokus pada perhatian dan kepedulian:
Tujuan: Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan suportif where students feel valued and respected.
Contoh praktik:
Menyapa siswa dengan ramah dan penuh perhatian.
Menunjukkan minat pada kehidupan pribadi siswa.
Memberikan dukungan emosional kepada siswa yang membutuhkan.
Membangun hubungan yang positif dengan orang tua/wali siswa.
5. Meningkatkan praktik dukungan psikologis yang berfokus pada umpan balik konstruktif:
Tujuan: Memberikan umpan balik yang membantu siswa untuk belajar dan berkembang.
Contoh praktik:
Memberikan umpan balik yang spesifik dan terarah.
Menekankan pada usaha dan kemajuan siswa.
Memberikan saran yang actionable untuk perbaikan.
Menghindari umpan balik yang negatif dan menyerang pribadi.
c. Metode Pembelajaran:
6. Meningkatnya praktik aktivasi kognitif yang berfokus pada instruksi yang adaptif:
Tujuan: Menyesuaikan instruksi pembelajaran dengan kebutuhan dan gaya belajar individual siswa.
Contoh praktik:
Menggunakan berbagai metode pembelajaran dan strategi pengajaran.
Memberikan pilihan dan fleksibilitas kepada siswa dalam belajar.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri.
Memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran individual.
7. Meningkatnya praktik aktivasi kognitif yang berfokus pada instruksi pembelajaran:
Tujuan: Menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang jelas, menarik, dan mudah dipahami.
Contoh praktik:
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.
Memberikan contoh dan ilustrasi yang relevan.
Menerapkan variasi dalam penyampaian materi.
Melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
8. Meningkatnya praktik aktivasi kognitif yang berfokus pada aktivitas interaktif:
Tujuan: Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui interaksi dan kolaborasi dengan teman sekelasnya.
Contoh praktik:
Menerapkan metode pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan bertukar ide.
Mendorong siswa untuk saling membantu dan belajar dari satu sama lain.
Memanfaatkan teknologi untuk mendukung interaksi dan kolaborasi.
Memahami makna dan contoh praktik dari 8 Indikator ini dapat membantu guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Guru dapat memilih dan menerapkan praktik yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswanya.
Download Rubrik Observasi Keteraturan Suasana Kelas
Bagi para teman teman guru sekalian yang ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, lembar observasi keteraturan suasana kelas merupakan alat bantu yang sangat penting. Dengan menggunakan lembar observasi ini, guru dapat:
- Mengidentifikasi: Aspek-aspek yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan kelasnya.
- Memantau: Kemajuan dan perkembangan siswa dalam menjaga keteraturan kelas.
- Mengevaluasi: Efektivitas strategi yang diterapkan dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif.
Berikut ini, Anda dapat mengunduh rubrik observasi kinerja guru untuk keteraturan suasana kelas dalam format excel dan pdf:
- Format Excel: Download Disini
- Format PDF: Download Disini
Lembar observasi ini tersedia dalam format excel dan pdf sehingga Anda dapat memilih format yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.
Tips:
- Gunakan lembar observasi ini secara berkala untuk mendapatkan hasil yang optimal.
- Diskusikan hasil observasi dengan guru lain untuk mendapatkan masukan dan saran.
- Gunakan hasil observasi sebagai dasar untuk mengembangkan strategi dan program pembinaan siswa dalam menjaga keteraturan kelas.
Panduan Pengisian Lembar Observasi Keteraturan Suasana Kelas
Sekarang, kita bahas cara mengisi lembar observasi:
Sebelum Observasi:
- Pelajari Indikator: Pastikan Anda memahami dengan baik indikator yang tercantum di lembar observasi. Ini akan membantu Anda fokus pada hal-hal yang perlu diamati.
- Siapkan Alat Tulis: Siapkan pulpen atau pensil dan catatan tambahan untuk mencatat poin-poin penting di luar kolom observasi.
Saat Observasi:
- Amati dengan Objektif: Fokuslah pada apa yang Anda lihat dan dengar di dalam kelas. Hindari terpengaruh oleh opini atau asumsi pribadi.
- Gunakan Skala Penilaian Secara Tepat: Beri penilaian sesuai dengan kriteria yang ada, jangan asal pilih.
- Manfaatkan Kolom Catatan: Catat hal-hal penting yang tidak tercantum dalam indikator, misalnya interaksi guru-siswa yang baik atau suasana diskusi yang antusias.
Setelah Observasi:
- Analisa Hasil Observasi: Setelah selesai observasi, kaji kembali catatan dan penilaian Anda.
- Diskusikan dengan Guru: Bagikan hasil observasi dan catatan Anda kepada guru yang bersangkutan. Diskusikan poin-poin yang perlu diperbaiki dan strategi untuk meningkatkan keteraturan kelas.
- Rencanakan Tindak Lanjut: Bersama guru, buat rencana tindak lanjut untuk mengatasi kekurangan yang ditemukan. Ini bisa berupa perbaikan sistem pengelolaan kelas, program pembiasaan baru, atau bentuk intervensi lainnya.
Program Pendampingan Individu Guru Penggerak 5 (CGP)
8 Contoh Sintaks Model Pembelajaran Siap Pakai
Ingat, Observasi bukan untuk mencari-cari kesalahan guru atau siswa. Ini adalah langkah awal untuk membangun komunikasi yang baik dan bekerja sama dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif.
Sebagai contoh, saya pernah mengobservasi kelas yang dipenuhi suara gaduh saat pergantian pelajaran. Kebetulan kelas tersebut bukan merupakan kelas unggulan yang ada di MTS tempat saya mengajar.
Ternyata, penyebabnya adalah karena tidak adanya kegiatan transisi yang jelas. Setelah berdiskusi dengan guru, kami sepakat untuk menerapkan lagu sebagai penanda pergantian aktivitas. Hasilnya? Alhamdulillah kelas jadi lebih tertib dan proses transisi berlangsung lebih lancar.