Apa itu furudhul muqaddarah – Sobat, hidup ini penuh misteri, termasuk soal nasib dan takdir kita. Dalam Islam, ada konsep yang disebut Furudhul Muqaddarah, ketentuan ilahi yang sudah ditakdirkan dan nggak bisa diubah. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang Furudhul Muqaddarah ini.
Furudhul Muqaddarah adalah ketentuan Allah SWT yang pasti terjadi, seperti kematian, rezeki, jodoh, dan lainnya. Ketentuan ini sudah ditetapkan sejak kita belum lahir dan nggak bisa dihindari atau diubah oleh manusia.
Pengertian Furudhul Muqaddarah
Saudaraku, hidup ini penuh dengan kejadian yang tidak dapat kita duga atau cegah. Itulah furudhul muqaddarah, ketentuan takdir yang telah ditetapkan Allah SWT.
Secara bahasa, furudhul muqaddarah berarti “keputusan yang telah ditetapkan”. Dalam hukum Islam, furudhul muqaddarah merujuk pada segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, baik yang baik maupun yang buruk, yang sudah ditentukan dan tidak dapat diubah oleh manusia.
Jenis-Jenis Furudhul Muqaddarah, Apa itu furudhul muqaddarah
Furudhul muqaddarah terbagi menjadi dua jenis:
- Musibah: Peristiwa buruk yang menimpa seseorang, seperti kematian, penyakit, atau bencana alam.
- Nikmat: Peristiwa baik yang diterima seseorang, seperti kesehatan, rezeki, atau kebahagiaan.
Sikap Kita Terhadap Furudhul Muqaddarah
Sebagai orang beriman, kita wajib menerima furudhul muqaddarah dengan ikhlas dan sabar. Berikut beberapa sikap yang dapat kita ambil:
- Syukur: Bersyukur atas nikmat yang kita terima, sekecil apa pun.
- Sabar: Menerima musibah dengan sabar, yakin bahwa Allah SWT akan memberikan hikmah di baliknya.
- Tawakal: Menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT, percaya bahwa Dia akan memberikan yang terbaik bagi kita.
Hikmah Furudhul Muqaddarah
Setiap furudhul muqaddarah memiliki hikmah tersembunyi. Musibah dapat menjadi penggugur dosa, sedangkan nikmat dapat menjadi ujian kesyukuran kita. Dengan memahami hikmah ini, kita dapat lebih mudah menerima takdir yang telah ditetapkan.
Furudhul Muqaddarah dan Ikhtiar
Meski takdir sudah ditentukan, kita tetap wajib berusaha dan berikhtiar. Namun, kita harus memahami bahwa hasil akhir tetap berada di tangan Allah SWT. Dengan demikian, kita dapat hidup dengan lebih tenang dan fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan.
Jenis-Jenis Furudhul Muqaddarah
Dalam Islam, furudhul muqaddarah adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah SWT dan tidak dapat dihindari oleh manusia. Ada beberapa jenis furudhul muqaddarah, di antaranya:
Kematian
Kematian adalah peristiwa yang pasti terjadi pada setiap manusia. Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari kematian, karena itu adalah ketentuan Allah SWT. Setiap manusia memiliki ajalnya masing-masing yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Rizki
Rizki adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik berupa materi maupun non-materi. Rizki telah ditetapkan oleh Allah SWT dan akan datang kepada manusia sesuai dengan ketentuan-Nya. Manusia tidak perlu khawatir akan rizkinya, karena Allah SWT telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk-Nya.
Dalam hidup, kita dihadapkan pada ujian dan takdir yang telah ditetapkan Allah SWT, yang disebut furudhul muqaddarah. Di antaranya adalah pernikahan, di mana seorang istri memiliki kewajiban dan batas kesabaran tertentu terhadap suaminya, sebagaimana dijelaskan dalam artikel batas kesabaran istri terhadap suami menurut islam . Meski demikian, kesabaran ini bukan berarti membiarkan diri diperlakukan semena-mena, karena furudhul muqaddarah juga mengajarkan kita untuk menjaga hak dan martabat diri kita.
Umur
Umur adalah waktu hidup manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Setiap manusia memiliki umur yang berbeda-beda sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Manusia tidak dapat menambah atau mengurangi umurnya sendiri.
Furudhul muqaddarah merupakan ketetapan Allah SWT yang pasti terjadi dalam hidup kita. Seperti halnya kematian, yang menjadi salah satu syarat menjadi imam shalat jamaah. Syarat menjadi imam shalat jamaah lainnya adalah berjenis kelamin laki-laki, baligh, berakal, dan mengetahui bacaan shalat.
Kembali ke furudhul muqaddarah, Allah SWT telah menetapkan waktu kematian kita, maka persiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya.
Pernikahan
Pernikahan adalah peristiwa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk menyempurnakan separuh agama manusia. Pernikahan terjadi atas kehendak Allah SWT dan tidak dapat dipaksakan oleh manusia.
Takdir, atau yang disebut furudhul muqaddarah, adalah ketetapan Allah yang tidak dapat diubah oleh manusia. Salah satu bentuk takdir yang mungkin dialami adalah mimpi keluarga atau teman dekat menikah. Dalam arti mimpi keluarga/ teman dekat menikah , tersimpan makna tersirat yang bisa jadi pertanda kebahagiaan atau justru sebaliknya.
Namun, ingatlah bahwa mimpi hanyalah simbol yang tidak boleh ditafsirkan secara harfiah. Tetaplah berprasangka baik dan berserah diri pada takdir yang telah digariskan Allah, sebab Dialah yang mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya.
Anak
Anak adalah anugerah dari Allah SWT yang telah ditetapkan untuk sebagian manusia. Anak merupakan amanah yang harus dijaga dan dirawat dengan baik. Jumlah anak yang dimiliki oleh setiap manusia telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah salah satu furudhul muqaddarah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Jenis kelamin ditentukan sejak manusia masih dalam kandungan dan tidak dapat diubah oleh manusia.
Dalam hidup, kita dihadapkan pada berbagai takdir yang tidak bisa kita hindari, yang disebut furudhul muqaddarah. Seperti saat kita sering terbangun tengah malam, yang ternyata bisa jadi pertanda dari Allah SWT. Menurut Islam, sering terbangun tengah malam bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik fisik maupun spiritual.
Hal ini menjadi pengingat bagi kita bahwa furudhul muqaddarah adalah bagian dari kehidupan yang harus kita terima dengan lapang dada, karena di dalamnya terdapat hikmah dan pelajaran berharga.
Bencana Alam
Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan tsunami merupakan salah satu bentuk furudhul muqaddarah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Bencana alam terjadi atas kehendak Allah SWT dan tidak dapat dihindari oleh manusia.
Peran Furudhul Muqaddarah dalam Hukum Islam
Furudhul muqaddarah memainkan peran penting dalam sistem hukum Islam. Konsep ini menjadi dasar hukum untuk sejumlah aturan dan praktik, memastikan keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan dalam masyarakat.
Penerapan Furudhul Muqaddarah dalam Hukum Perdata
Dalam hukum perdata, furudhul muqaddarah menentukan hak dan kewajiban individu dalam hal pernikahan, warisan, dan kepemilikan. Misalnya, aturan tentang mahar (mas kawin) dan nafkah (biaya hidup) dalam pernikahan didasarkan pada prinsip furudhul muqaddarah, memastikan keadilan dan perlindungan bagi kedua belah pihak.
Penerapan Furudhul Muqaddarah dalam Hukum Pidana
Dalam hukum pidana, furudhul muqaddarah menjadi dasar hukuman bagi pelanggaran tertentu. Misalnya, hukuman potong tangan bagi pencuri didasarkan pada prinsip qishash (pembalasan yang setara), yang merupakan salah satu bentuk furudhul muqaddarah. Tujuannya adalah untuk mencegah kejahatan dan menegakkan ketertiban sosial.
Penerapan Furudhul Muqaddarah dalam Hukum Tata Negara
Dalam hukum tata negara, furudhul muqaddarah menentukan prinsip-prinsip pemerintahan dan kepemimpinan. Misalnya, prinsip musyawarah (konsultasi) dan syura (perwakilan) dalam pengambilan keputusan didasarkan pada furudhul muqaddarah, memastikan partisipasi dan transparansi dalam pemerintahan.
Penerapan Furudhul Muqaddarah dalam Hukum Internasional
Dalam hukum internasional, furudhul muqaddarah menjadi dasar prinsip-prinsip hubungan antarnegara. Misalnya, prinsip keadilan dan kesetaraan antarbangsa didasarkan pada furudhul muqaddarah, mempromosikan kerja sama dan mencegah konflik.
Kesimpulan
Dengan demikian, furudhul muqaddarah memiliki peran mendasar dalam hukum Islam, membentuk dasar bagi berbagai aturan dan praktik yang mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Prinsip-prinsip ini memastikan keadilan, ketertiban, kesejahteraan, dan harmoni dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Perbedaan Furudhul Muqaddarah dengan Takdir
Dalam ajaran Islam, kita mengenal dua konsep yang saling terkait: furudhul muqaddarah dan takdir. Memahami perbedaan di antara keduanya sangat penting untuk membentuk pemahaman yang komprehensif tentang kehendak dan peran manusia dalam perjalanan hidup.
Furudhul Muqaddarah
Furudhul muqaddarah mengacu pada peristiwa-peristiwa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan tidak dapat diubah oleh manusia. Ini mencakup hal-hal seperti kelahiran, kematian, jenis kelamin, dan ajal. Peristiwa-peristiwa ini terjadi sesuai dengan kehendak Allah dan tidak ada yang dapat mencegahnya.
Takdir
Takdir, di sisi lain, mengacu pada pilihan dan tindakan manusia yang menentukan jalan hidup mereka. Ini mencakup keputusan yang kita buat, usaha yang kita lakukan, dan bagaimana kita menjalani hidup kita. Takdir kita tidak ditentukan sebelumnya, melainkan dibentuk oleh tindakan dan pilihan kita sendiri.
Implikasi Perbedaan
Perbedaan antara furudhul muqaddarah dan takdir memiliki implikasi yang mendalam dalam praktik keagamaan kita. Memahami bahwa ada peristiwa-peristiwa yang berada di luar kendali kita membantu kita mengembangkan sikap pasrah dan tawakal kepada Allah SWT. Ini juga membebaskan kita dari beban kekhawatiran yang berlebihan tentang masa depan.
Namun, mengetahui bahwa kita memiliki peran aktif dalam membentuk takdir kita juga menginspirasi kita untuk berusaha dan bekerja keras. Kita bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan kita, dan kita akan dimintai pertanggungjawaban atasnya di akhirat.
Dengan menyeimbangkan pemahaman kita tentang furudhul muqaddarah dan takdir, kita dapat menjalani hidup yang penuh makna dan seimbang. Kita dapat menerima peristiwa yang berada di luar kendali kita sambil tetap berupaya memperbaiki diri dan membentuk takdir kita sendiri.
Implikasi Furudhul Muqaddarah pada Tanggung Jawab Manusia
Furudhul muqaddarah adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah SWT dan pasti akan terjadi, baik yang baik maupun yang buruk. Sebagai manusia, kita dituntut untuk meyakini dan menerima furudhul muqaddarah ini.
Dalam perjalanan hidup, kita dihadapkan pada furudhul muqaddarah, takdir yang telah ditetapkan oleh Allah. Salah satu wujudnya adalah siklus datang bulan (tanggal, bulan, hari) yang dialami oleh perempuan muslim. Dalam Islam, siklus ini memiliki aturan dan tata cara tersendiri , mengajarkan kita tentang kesabaran, kebersihan, dan ketaatan kepada Sang Pencipta.
Dengan memahami furudhul muqaddarah ini, kita dapat menjalani kehidupan dengan lebih bermakna dan berkah.
Namun, keyakinan terhadap furudhul muqaddarah tidak berarti membebaskan kita dari kewajiban menjalankan syariat. Justru sebaliknya, keyakinan ini harus menjadi motivasi bagi kita untuk semakin beribadah dan berbuat baik.
Kewajiban Beribadah dan Berbuat Baik
Allah SWT telah memerintahkan kita untuk beribadah dan berbuat baik. Perintah ini tidak akan pernah berubah, meskipun kita mengetahui bahwa segala sesuatu telah ditetapkan. Sebab, ibadah dan perbuatan baik adalah bentuk syukur kita atas segala nikmat yang telah Allah berikan.
Dengan beribadah dan berbuat baik, kita menunjukkan bahwa kita adalah hamba yang bersyukur dan patuh. Kita juga berharap agar Allah SWT memberikan kemudahan dan keberkahan dalam menjalani hidup.
Hikmah Menerima Furudhul Muqaddarah
Menerima furudhul muqaddarah dengan ikhlas memiliki banyak hikmah, di antaranya:
- Menghilangkan rasa kecewa dan putus asa
- Membuat kita lebih sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan
- Menumbuhkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah kita terima
Dengan menerima furudhul muqaddarah, kita akan menjadi manusia yang lebih kuat dan beriman. Kita akan lebih siap menghadapi segala tantangan hidup dan selalu bersyukur atas segala yang kita miliki.
Perspektif Berbagai Mazhab tentang Furudhul Muqaddarah
Furudhul muqaddarah merupakan ketetapan Allah yang sudah tertulis dan tidak bisa diubah. Berbagai mazhab hukum Islam memiliki perspektif yang berbeda mengenai hal ini, yang dapat memengaruhi pemahaman dan praktik keagamaan.
Mazhab Syafi’i
- Percaya bahwa furudhul muqaddarah adalah ketetapan yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat diubah.
- Menegaskan bahwa manusia memiliki kehendak bebas, tetapi kehendak tersebut dibatasi oleh ketetapan Allah.
- Menekankan pentingnya tawakal dan berserah diri kepada Allah, menerima takdir dengan ikhlas.
Mazhab Hanafi
- Berpendapat bahwa furudhul muqaddarah hanya meliputi peristiwa-peristiwa besar, seperti kelahiran, kematian, dan bencana alam.
- Menekankan peran kehendak bebas manusia dalam membentuk nasib mereka sendiri.
- Mendorong umat Islam untuk berusaha dan berikhtiar, karena usaha mereka dapat memengaruhi hasil.
Mazhab Maliki
- Percaya bahwa furudhul muqaddarah mencakup semua aspek kehidupan, termasuk tindakan dan pilihan manusia.
- Mengajarkan bahwa kehendak bebas manusia adalah ilusi dan bahwa semua tindakan manusia sudah ditentukan sebelumnya.
- Menekankan pentingnya kesabaran dan kepasrahan dalam menghadapi takdir.
Mazhab Hanbali
- Mengajarkan bahwa furudhul muqaddarah adalah ketetapan Allah yang mencakup segala sesuatu, bahkan pikiran dan niat manusia.
- Percaya bahwa kehendak bebas manusia hanyalah ilusi dan bahwa semua peristiwa terjadi sesuai dengan kehendak Allah.
- Menegaskan pentingnya tawakal dan menyerahkan segala urusan kepada Allah.
Ringkasan Terakhir: Apa Itu Furudhul Muqaddarah
Jadi, Furudhul Muqaddarah mengajarkan kita untuk berserah diri pada takdir Allah SWT. Meskipun kita nggak bisa mengubah nasib, kita tetap punya tanggung jawab untuk berusaha dan berikhtiar. Karena, ikhtiar kita juga merupakan bagian dari ketentuan-Nya. Yuk, kita jadikan Furudhul Muqaddarah sebagai pengingat untuk selalu bersyukur dan berusaha sebaik mungkin dalam menjalani hidup.
Tanya Jawab (Q&A)
Apa bedanya Furudhul Muqaddarah dengan takdir?
Takdir adalah rencana Allah SWT secara keseluruhan, sedangkan Furudhul Muqaddarah adalah ketentuan-ketentuan khusus yang sudah ditetapkan dalam takdir.
Apakah Furudhul Muqaddarah membebaskan kita dari kewajiban menjalankan syariat?
Tidak. Furudhul Muqaddarah hanya menjelaskan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan, sedangkan menjalankan syariat adalah kewajiban kita sebagai manusia.